Aku memutuskan untuk selalu mencintaimu. Bukan egoku yang berbicara, bukan juga nafsuku yang merayu manja. Bukan sayang. Kamu bilang cinta kita adalah dosa, bagaimanapun jujurnya kita mengucap, ujungnya neraka juga yang kita dapat. Dan itu yang akan kamu tempuh, neraka dunia dan neraka akhirat, kepalang tanggung katamu. Haah, miris sekali.
Sayang, hari ini, setelah pergolakan hatiku banyak sekali pelajaran yang aku dapat. Ini adalah yang kedua kalinya aku belajar tentang kita, aku, kamu dan keluarga kita. Sebuah pertentangan hebat begitu menggelayutiku. Kalau kamu tidak percaya, tanyalah pada teman-teman sekantorku betapa jeleknya habitku hari ini, tanya juga pada saudara sepupuku yang hatinya dengan sengaja aku lukai, tanyakan pada bus yang membawaku ke stasiun kereta, tanyakan pada jalan yang membuatnya jengkel dengan kesombonganku menyeberang, tanyakan pada kereta yang tidak lagi mendapatkan senyumanku saat kakiku berhasil menaikinya, tanyakan pada petugas stasiun yang duduk di sampingku melihat betapa kusutnya wajahku, tanyakan pada buku Andrea Hirata yang halamannya berani kunodai dengan air mataku, tanyakan pada mp3ku yang memutarkan lagu-laguku padamu, tanyakan pada senja itu yang begitu kelam untukku, tanyakan pada tweetku.
Aku tidak menyalahkan apa ataupun siapa, sayang. Aku hanya akan mencoba untuk mengerti dan memahami lagi. Jangan artikan ini plinplan. Sayang, aku selalu mencintaimu. Bukan dunia yang aku harapkan, tapi akhirat. Aku berharap di akhirat yang katanya kekal abadi, di situlah kita dipersatukan. Aku yakin dan percaya Tuhan itu Maha Penyayang, aku selalu yakin itu. Tidak ada satupun Perintah dan LaranganNya yang akan merugikan hambaNya.
Aku bilang jika itu harus memilih cinta atau "logika", maka akan kupilih cinta. Karena cintaku memakai logikaku sendiri, bukan logika orang lain. Cintaku bertumbuh padamu karena logikaku berkata kamu yang pantas aku cintai. Kamu yang mengajarkan ketulusan, perjuangan hidup, senyuman dan kesetiaan. Logikaku memilih yang imut seperti kamu, bukan cantik dan seksi seperti Anjelina Joli, idolamu. Cintaku bukan kejahatan. Cintaku tidak pernah salah. Cintaku bukan dosa.
Tapi sayang, itu caraku memandang, sama caramu memandang juga. Kita tidak hidup di satu planet yang isinya khusus untuk kita berdua, bukan. Kita tidak hidup dengan aturan kita sendiri. Aturan Tuhan kitalah yang akan kita pakai. Siang tadi kamu menjawab tegas sekali pertanyaanku "jika cinta ini dosa, dianggap keji, kamu yang telah menjalani (jalan yang benar/menikah) mengapa tetap tidak bahagia, tetap tidak berubah (jika ini penyakit)?" Kamu menjawab "Untuk menguji keimanan kita kak, sebagai contohnya sudah ada kaum Nabi Luth yang kayak kita pada akhirnya dimusnahin".
Sayang, inilah yang aku maksud, aku takut kehilanganmu selamanya. Biarlah aku kehilanganmu sementara di dunia ini, dimana aku masih bisa mengetahui kabarmu dan keberadaanmu. Aku masih tau hatimu untukku. Aku masih bisa mengomelimu ataupun kamu mengomeliku. Aku masih bisa mencemaskanmu ataupun kamu yang begitu mengkhawatirkanku. Selama aku di dunia, aku masih akan bisa "dekat" denganmu.
Kini saatnya sayang, kita rancang masa depan yang lebih pasti. Masa depan jangka panjang kita. Masa depan abadi kita. Masa depan dimana kitalah bidadari-bidadari itu. Masa depan yang telah dijanjikanNya. Pernahkah kamu mendengar kata bidadara (bidadari cowok), sayang? tidak pernahkan? Kabar baiknya, kita manusia baik itu laki-laki ataupun perempuan akan disetarakan di surga sana. Kabar baiknya lagi, cinta kita bukan penghalang untuk meraih kebahagiaan yang kekal itu. Cinta kita bukan dosa seperti yang digonjang-ganjingkan umum. Cinta kita suci, dan kita mengharapkan bidadari nantinya. Doaku bidadari itu adalah kamu, sayang.
Jika Tuhan minta pengorbanan sedikit saja dari bahagia kita di dunia untuk mendapatkan bahagia yang kekal abadi di surga, kenapa kita tidak mampu sayang? Kenapa tidak kita buktikan saja janjiNya yang pasti dan tidak akan ingkar?
Jika Tuhan minta kita berkorban tenaga, harta dan cinta sedikit saja untuk bisa membahagiakan orang lain khususnya orang terdekat kita, dengan mengharapkan belas kasihNya nanti, kenapa tidak kita laksanakan saja sayang. Bukankan Dia pernah berkata kalau dunia ini adalah ladang ibadah? Aku yakin balasannya nyata. Aku hanya mengharapkanmu bisa hidup abadi bersamaku. Karena cintaku padamu membuatku tidak sanggup menentangNya. Maukah kamu menjadi bidadari surgaku??
5 Mei 2014 pukul 13.22
keren kak :)