Aku memaknai cinta dengan versiku sendiri. Dengan penalaranku sendiri.
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang minim aku berani membuat defenisi
tentang cinta. Mungkin cinta itu juga mencemooh kekerdilan pemikiranku. "Hei,
anak manusia, beraninya kamu menilaiku semaumu."
Hahaha.. Apa hendak dikata, dewi cinta.. Aku hanya seorang Rin. Aku bukan
Shakespeare, yang dengan untaian puisinya merangkaimu bak belati dan permata.
Baginya cinta suatu kegilaan, semacam candu opium yang memabukkan. Juga suatu
keajaiban dan anugrah yang tak ternilai harganya.
Aku tau, membicarakanmu tidak ada habisnya. Berbagai alasan dan suasana bisa
saja disangkut-pautkan padamu. Kadang kamu diagung-agungkan, layaknya raja atau
malaikat baik hati atau semacamnya. Ada kalanya kamu dihujat, seperti penjahat
yang pantas dihukum seberat-beratnya. Terkadang kamu dianggap sampah, habis
manis kamu dibuang saja. Tergantung hati merasa, hah..
Hei..siapa yang egois sebenarnya? Bukan kamu, cinta. Aku juga tidak mau kamu
bilang egois. Jujur saja aku katakan padamu, cinta, Aku sebenarnya juga belajar
dari Shakespeare itu, karena aku iri padanya. Bukan hanya iri, tapi aku rasa
dia terlalu sombong, seolah hanya dia yang tau akan dirimu, ah aku tidak suka
itu. Aku ingin kamu juga memperhitungkanku. Selain itu, cinta..aku juga belajar dari
Lakhsmi. Kamu tau siapa Lakhsmi? dia adalah tokoh favoritku di alam maya.
Biar aku ceritakan sedikit tentang Lakhsmi ini. Dengarkan baik-baik. Terlepas
kamu suka atau tidak, ini hanya pendapatku saja. Kata Lakhsmi :
"Cinta itu memberi nafas bagi yang sedang sekarat, bukan mencekik kehidupan. Cinta yang membebaskan adalah cinta yang paling indah. Cinta sejati tidak akan pernah rela mengikat orang yang kau cintai. Cinta itu terlalu mulia untuk diinjak di tanah”. SepociKopiLakhsmi itu orang yang fleksibel, pemikirannya tentang kamu bisa dipandang dari sudut mana saja. Ia bukan orang jahat, yang menilaimu seenak jidat. Ia termasuk orang yang mengagungkanmu, tidak akan pernah ia menghujatmu. Ia hanya seorang yang lelah pada jiwa-jiwa labil, para “pemeran” yang sering termehek-mehek karena merasa tersakiti olehmu. Ia hanya tidak suka itu, tapi aneh, dia tetap peduli pada jiwa-jiwa labil itu.. Hmm manusia berhati malaikat aku rasa.
Cinta, aku bukan ingin menjadi Shakespeare atau Lakhsmi, atau siapapun pemujamu. Aku hanya memperkenalkan diriku saja, sebagai aku, Rin. Aku mendefinisikanmu sebagai sesuatu yang tak dapat aku defenisikan. Dan segala hal yang membuat tak terdefenisi itu indah atau menyakitkan, itu hanya hiasannya saja. Hiasan itu dianggap penting atau tidak tergantung hati yang merasa.
Hingga saat ini aku masih ragu, benarkah cinta itu tak terdefenisi? atau hanya aku yang terlalu tidak berani?
~Rin
0 Response to "Aku Dan Cinta"
Posting Komentar
Be nice. No spam