Seharian aku kebingungan hendak menuliskan apa di Tarian Awahita malam ini. Sesekali berbagai ide meloncat-loncat dalam pikiran, yang menurutku akan layak ku torehkan di sini. Hahh..apa daya, selepas magrib hingga sekarang jarum jam berada di angka 11, tidak ada satupun kata yang berhasil ku tulis. Semua ide-ide cemerlang siang itu hilang begitu saja. Hilang..hilang sama sekali.. Hufh..penyakit.
Buka sana, buka sini, klik sana-sini, aku mulai menghanyutkan diri di sepocikopi. Hanya dia yang bisa dijadikan "teman" saat ini, di tengah kegalauanku dalam menemukan ide menulis. Telusur demi telusur bertemu dengan Bengkel Menulis yang diprakasai oleh Lakhsmi. Berbicara tentang tokoh satu ini, ia adalah penulis favoritku. Tidak ada satupun tulisannya yang tidak aku suka. Aku begitu terpesona dengan gaya penulisannya, karakternya, gagasannya, aaah all about her, make me crazy.
Terlepas dari itu, Lakhsmi yang "tajam", aku mengidentikkan diriku "lembek". Sampai sekarang aku masih belum memahami "apa" dan "bagaimana" gayaku menulis. Ironis sekali memang, tidak punya jati diri. Terombang-ambing seperti kapal tanpa nakhoda.
Sebenarnya Lakhsmi sudah menguraikan panjang lebar solusi cerdas menjadi "penulis cerdas", diantaranya: >Rajin membaca (baca..baca..baca)
>Biasakan berbahasa yang baik dan benar
>Kontrol dan seleksi diri sendiri
>Jadi editor yang baik
>No mellow !!
>Imajinatif
>Kreatif, dan tentu saja yang paling utama adalah
>Teruslah menulis.
Sebenarnya Lakhsmi sudah menguraikan panjang lebar solusi cerdas menjadi "penulis cerdas", diantaranya: >Rajin membaca (baca..baca..baca)
>Biasakan berbahasa yang baik dan benar
>Kontrol dan seleksi diri sendiri
>Jadi editor yang baik
>No mellow !!
>Imajinatif
>Kreatif, dan tentu saja yang paling utama adalah
>Teruslah menulis.
Jalannya sudah ada (terpampang jelas), mau diikuti atau tidak terserah. Mau jadi penulis yang baik, tentu harus punya komitmen yang kuat untuk meraihnya. Semua itu butuh proses, tidak dapat diraih dengan instan. Menulis itu memang tidak mudah, tapi bisa jadi mudah jika mau menerapkan resep menjadi penulis cerdas ala Lakhsmi.. :D
Come on Rin..
27 Maret 2014 pukul 23.20
talk less, do more... *iklan
31 Maret 2014 pukul 23.15
Yap. aku juga ngefans berat sama penulis satu itu, ia memang inspiratif. Tapi balik lagi, inspirasi itu bukan perkara ada tidaknya, tapi perkara kita menemukannya atau tidak. Keep writing Sist ! (^_^)
1 April 2014 pukul 22.58
Tq dah mampir..
Aku setuju, dan inspirasi itu juga aku temukan di blog-blogmu.
Baru tau, ternyata namu memiliki arti yang bagus "Bidadari cantik yang patut dicontoh".
Salam kenal
Aku masih harus banyak belajar, ini belum apa-apa dibanding pencapaianmu, de Kyra. :)
7 Februari 2015 pukul 14.43
Bnar katamu kak, menulis itu tak mudah btuh teliti dan kreatif jdi g asal2 hehe. Btw aku suka posting kakak di blog sini hehe...